6 Aturan membangun ILT dan E-Learning
6 Aturan membangun ILT dan E-Learning - Transisi desain ILT menjadi E-learning mungkin menakutkan dan memerlukan inovasi baru. Meskipun dengan teknologi tidak menyediakan pelatihan yang dipimpin langsung, akan tetapi ILT dan E-learning memiliki beberapa prinsip dan aturan instruksional yang sama.
6 Aturan membangun ILT dan E-Learning :
1. Pahami Audiens
Pahami seluruh audiens Anda dan apa yang mereka dapatkan setelah training berlangsung. . Pertimbangkan apa yang "menyenangkan untuk diketahui" dan apa yang "penting untuk diketahui" dan durasi acara pembelajaran. Ini akan memandu tujuan pembelajaran Anda.
2. Penyusunan Modul
Melakukan penyusunan modul pelajaran menjadi komponen yang cukup penting dan logis. Setelah desain kursus selesai, maka susunlah modul secara berurutan sesuai dengan aktivitas. Misalnya pemisahan penysunan berdasarkan kelas, kegiatan ataupun penyusunan waktu setiap konten dan sebagainya.
3. Pencapaian
Setiap pembelajaran memiliki pencapaian yang harus dilalui sebelum masuk ketahap yang lebih sulit. Hal ini tidak hanya menjadi penilaian instruktur tetapi juga penilaian diri sendiri. Selain menjadi penilaian diri hal ini juga menjadi tolak ukur keberhasilan penyedia kursus dalam memberikan kursus kepada peserta.
4. Memberikan Penguatan
Memberikan penguatan idelanya memberikan semangat kepada peserta sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan peserta menghadapi proses pembelajaran dan pemahaman materi.
5. Variasikan Aktivitas
- Melakukan Praktek
Hal ini dapat dilakukan di e-learning ataupun ILT. Kegiatan ini terbukti dapat memicu semangat para peserta dengan mempraktikkan serangkaian keterampilan atau konsep yang berkaitan.
- Video
Kegiatan training yang pasif dapat lebih aktif dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan video. Tutorial - dalam elearning, peserta mengklik konten dengan kecepatan mereka sendiri, mendengarkan, melihat, dan berinteraksi dengan penilaian diri untuk menguji pemahaman mereka sendiri.
- Simulasi
Baik dalam e-learning ataupun ILT simulasi mampu meningatkan keterlibatan langsung para peserta. Pengembangan simulasi berbasis komputer yang terintegrasi dalam elearning tergolong optimal meskipun mahal. Membangun simulasi "berteknologi rendah" dapat menjadi alternatif yang hemat biaya dan sangat efektif untuk pelatihan di kelas, terutama untuk mendemonstrasikan topik seperti sistem skala perusahaan (SAP), teambuilding, dll.
6. Mengontrol Pembelajaran
Peserta didik lebih suka mengontrol pembelajaran mereka sendiri, jadi membuka lingkungan untuk memberikan pilihan bisa lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini tentu selaras dengan e-learning yang memberikan kebebasan peserta untuk mengontrol pembelajaran dengan fleksibel.
Baca juga : Penerapan Instructor-Led Training dalam LMS